Sabtu, 06 Maret 2010

prospektus aremania

Saya sangat appreciate terhadap perjuangan manajemen Arema Malang yang baru saja berjuang menyelamatkan nama besar Arema Malang dari masa kritisnya setelah PT. Bentoel melepas kepemilikannya.

Aremania

Bukan itu saja, saya juga angkat topi terhadap komitmen tim manajemen yang ingin membangun tim Arema Malang menjadi lebih baik lagi untuk jangka panjang, artinya tim manajemen menerapkan strategi yang mampu menarik berbagai pihak untuk ikut andil dalam membesarkan nama Arema Malang yang dikelola secara professional.

Jika kita melihat sepak terjang tim manajemen yang telah ditempuh selama ini, tim manajemen berusaha mewujudkan komitmen tersebut agar tidak hanya sekedar di bibir saja.

Kesuksesan mempertahankan title sebagai tim paling professional di tanah air, perekrutan pemain muda yang potensial, tim manajemen yang diduduki oleh orang-orang yang memiliki kompetensi dan loyalitas yang tidak diragukan lagi, dan beberapa reformasi prosedur operasional (launching tim Arema Malang yang dikemas dalam acara yang lebih dekat dengan Aremania, perbaikan sistem ticketing, dsb) adalah bukti nyata dari proses mewujudkan komitmen tersebut.

Saya menilai ini adalah awal yang baik untuk perjalanan tim Arema Malang sejak dipegang oleh manajemen yang baru. Sebagai tim profesional yang berhabitat di lingkungan yang kurang profesional, bisa dipastikan tim Arema Malang adalah barometer sepak bola Indonesia di mata dunia.

Ini adalah amanah dan tanggung jawab moral yang harus diemban oleh seluruh komponen tim Arema Malang, baik tim manajemen, pemain, maupun suporter Aremania. Seluruh komponen tim Arema Malang diharapkan mampu bersikap professional dalam menjalankan fungsinya masing-masing sebagai konsekuensi dari title tersebut.

Tim manajemen diharapkan mampu mengelola tim secara professional, para pemain diharapkan mampu menampilkan permainan yang sportif, dan para suporter Aremania diharapkan mampu memberikan dukungan yang berkualitas terhadap tim Arema Malang.

Melihat kondisi di atas, sudah menjadi kewajiban kita semua sebagai suporter dalam mendukung setiap langkah tim manajemen dalam mewujudkan komitmen di atas. Sebagai tim professional, tim Arema Malang sebaiknya menerapkan program-program kerja yang mendukung terciptanya industri sepak bola modern dalam usaha membangun tim.

Jika rakyat Indonesia sangat mengandalkan tim-tim lain yang ada di Indonesia dan regulator sepak bola nasional dalam membangun sepak bola modern di Indonesia, maka bisa diperkirakan harapan tersebut akan terwujud dalam jangka waktu yang relatif lama.

Masih banyaknya tim-tim Indonesia yang masih mengandalkan uang rakyat sebagai sumber utama pendapatan klub, penyelenggarakan kompetisi yang masih jauh dari kata sempurna, minimnya nilai sportifitas para pemain dan pengadil di lapangan, konflik kepentingan antara klub dan timnas, dan masalah-masalah lainnya adalah alasan utama dari pernyataan saya di atas.

Pemain-pemain Arema sebelum launching

Melihat potensi besar yang dimiliki Arema Malang, saya yakin tim Arema Malang mampu menjadi pelopor dalam membangun sepak bola modern di Indonesia.

Memasuki era sepak bola modern, investor adalah sesuatu yang tidak bisa dianggap sebelah mata. Investor memegang peranan penting dalam membangun iklim sepak bola modern. Seorang investor yang cerdas pasti akan memilih klub yang memiliki prospek yang baik sebelum menanamkan dananya dalam klub tersebut.

Inti dari sebuah investasi adalah adanya return yang menguntungkan dengan risiko yang minim. Oleh karena itu, seluruh komponen tim diharapkan mampu mempercantik performance Arema Malang agar mampu menarik investor potensial sehingga tim Arema Malang bisa lebih baik lagi.

Banyak cara yang bisa ditempuh dalam usaha mempercantik performance Arema Malang, antara lain: mengoptimalkan profitabilitas tim Arema Malang, menguatkan branding tim Arema Malang, mengukir prestasi dalam setiap kompetisi yang diikutinya, dan meningkatkan kualitas Aremania yang notabene sebagai konsumen utama.

1. Mengoptimalkan profitabilitas tim Arema Malang
Guna memperoleh profit yang optimal, tim manajemen diharapkan mampu memaksimalkan pendapatan dan mngatur setiap pengeluaran secara efisien. Jika kita mengamati klub-klub sepak bola modern di Eropa, maka setidaknya kita bisa menemukan 3 (tiga) sumber pendapatan utama, yaitu:

a. Ticketing
Memiliki supporter fanatik seperti Aremania, pendapatan yang berasal dari penjualan tiket pertandingan kandang adalah sumber utama pendapatan tim Arema Malang. Pada sektor ini, Aremania memegang peranan penting dalam pengoptimalannya. Tentunya kita masih ingat pernyataan manajemen sebelumnya yang mengatakan bahwa penerimaan tim melalui tiket, sponsor dan hak siar hanya mengcover 15% dari total pengeluaran.

Jika kita sedikit flash back ke belakang, memang harus kita akui bersama bahwa Stadion Kanjuruhan hanya akan dipenuhi oleh para Aremania ketika menghadapi tim-tim besar saja. Memasuki kompetisi ISL 2009/2010, saya sangat yakin bahwa para Aremania akan selalu memadati Stadion Kanjuruhan untuk mendukung langsung partai kandang Arema Malang. Pendapat saya tersebut didasari oleh banyaknya para Aremania yang menginginkan tim Arema Malang tetap berada di Malang ketika ditempa krisis keuangan beberapa bulan yang lalu.

Menurut pernyataan Direktur PT. Arema Indonesia, Bapak Gunadi Handoko, dalam acara launching tim Arema Malang 2009/2010 sebagaimana dilansir Jawa Pos mengatakan, pihaknya mengapresiasi sambutan Aremania. Kehadiran Aremania tentu memotivasi pemain Arema untuk bisa meraih kemenangan di setiap pertandingan.

Apalagi dalam musim kompetisi 2009-2010, ysayaan menargetkan masuk papan atas. Selain itu, PT Arema Indonesia saat ini membutuhkan dukungan Aremania. Kehadiran Aremania itu tentu tidak hanya menjadi suporter, tetapi juga mendukung finansial tim dengan tertib membeli tiket. Ketertiban Aremania dalam membeli tiket bisa membantu biaya operasional PS Arema yang saat ini masih kekurangan dana sekitar Rp 7,5 miliar. Sebab, Arema musim ini hanya mendapatkan suntikan dana sponsor dari PT Bentoel Rp 7,5 miliar.

Aremania

Melihat kondisi di atas, para Aremania diharapkan memiliki komitmen moral terhadap tuntutan yang dikumandangkan bersama agar tim Arema Malang tetap survive. Sekarang, para Aremania diharapkan mampu menjaga komitmennya untuk selalu mendukung tim Arema Malang.

b. Sponsorship
Pada sumber pendapatan melalui sponsorship berarti sudah mencakup pendapatan dari sponsor yang menjadi mitra tim Arema Malang, hak siar dari televisi dan hasil penjualan merchandise. Menurut saya, pendapatan dari sponsor dan penjualan merchandise adalah sebuah lahan potensial yang bisa dioptimalkan oleh tim manajemen untuk menambah kekuatan financial di tubuh tim Arema Malang.

Pendapatan Sponsor

Menurut saya ada beberapa langkah nyata yang bisa dilakukan oleh seluruh komponen tim Arema Malang dalam mengoptimalkan sektor ini. Tujuan utama dari pihak sponsor bekerja sama dengan tim sekelas Arema Malang adalah untuk membuat citra dan mendongkrak penjualan produknya.

Berdasarkan tujuan tersebut, Aremania dan masyarakat lainnya adalah target utamanya. Sebelum memutuskan untuk bekerja sama dengan tim Arema Malang, pihak sponsor pasti memerlukan data-data yang akurat untuk menganalisis keuntungan dan kerugian dari kerja sama tersebut. Jika kita melihat fakta yang terjadi di tubuh Aremania sekarang, pihak sponsor pasti kesulitan memperoleh data-data yang akurat guna proses analisisnya.

Siapa yang bisa menjawab pertanyaan mengenai: Berapa jumlah pasti supporter Aremania di seluruh dunia? Bagaimana dengan keragaman demografi, geografi, psikografi dan perilakunya? Data-data di atas sangat diperlukan oleh pihak sponsor dalam melakukan analisis segmentasi pasar produknya.

Segmentasi pasar adalah studi untuk mengelompokkan pasar ke dalam kelompok-kelompok yang lebih homogen sehingga perusahaan dapat mengetahui profil konsumen yang akan dituju. terdapat beberapa variabel pengelompokan yang bisa digunakan di antaranya berdasarkan: demografi, geografi, psikografi dan behavior/perilaku.

Variabel umum dalam demografi adalah gender, kisaran usia, status ekonomi dan social (SES), pendidikan, pekerjaan. Adapun, psikografi lebih ke arah gaya hidup dan penampilan pribadi (personality). Perilaku sebagai variabel mengarah kepada frekuensi dan cara penggunaan, manfaat yang dicari, tingkat keterikatan atau loyalitas terhadap merek (brand).

Apabila perusahaan telah mengetahui target pasarnya, maka strategi pemasaran perusahaan dapat terfokus pada target pasar dan perusahaan dapat menempatkan produk secara tepat di benak konsumen.

Menurut Philip Kottler (1980), proses pemasaran yang berhasil terdiri dari serangkaian langkah yang berkesinambungan terdiri atas tiga tahap yaitu segmentasi, targeting dan positioning. Segmentasi pasar pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memahami struktur konsumen. Sedangkan targeting atau menentukan target pasar adalah persoalan bagaimana memilih, menyeleksi dan menjangkau konsumen. Setelah pasar sasaran dipilih, maka proses selanjutnya adalah melakukan positioning yaitu suatu strategi untuk memasuki jendela otak konsumen.

Jika para Aremania mampu menyediakan data-data tersebut, tentunya ini akan menjadi nilai tambah tim Arema Malang di mata pihak sponsor dan investor untuk ikut membantu pendanaan demi keberlangsungan tim Arema Malang. Jika kita melihat dunia usaha saat ini, mayoritas perusahaan besar selalu memiliki website yang mengandung berbagai informasi yang dibutuhkan oleh para stakeholders sehingga memudahkan untuk dilakukan analisis.

Sekarang ini, kita bisa menjumpai beberapa website yang dikembangkan oleh Aremania. Kondisi tersebut merupakan sarana potensial yang bisa kita optimalkan untuk mengakomodir kepentingan tersebut. Langkah ini juga merupakan langkah nyata dalam membantu tim manajemen untuk mencari investor dan sponsor yang menjadi mitra usaha demi kemajuan tim Arema Malang.

Arema

Hak siar televisi

Mengenai sumber pendapatan melalui hak siar televisi sepertinya tim Arema Malang sangat bergantung dengan PT. Liga Indonesia sebagai regulatornya. Saat ini, iklim pesepakbolaan dan dunia pertelevisian di Indonesia masih belum menunjang untuk pengoptimalan sektor ini.

Merchandise

Pendapatan melalui penjualan merchandise adalah lahan basah yang bisa dioptimalkan oleh tim manajemen untuk menciptakan arus kas masuk ke tim Arema Malang. Sangat ironis, jika tim sebesar Arema Malang yang memiliki suporter fanatik dan mandiri tidak pernah menikmati hasil penjualan merchandise yang berbau Arema Malang. Jika kita pergi ke stadion Kanjuruhan untuk menyaksikan laga home tim Arema Malang, mungkin kita bisa menghitung dengan jari berapa supporter yang tidak menggunakan merchandise yang berbau Arema Malang.

Menurut saya, sudah saatnya tim manajemen segera mengoptimalkan sumber pendanaan ini. Masalah yang sering muncul adalah adanya konflik yang ditimbulkan oleh Aremania sendiri. Jika kita cermati dengan bijaksana, selama ini yang merasakan manisnya laba penjualan merchandise yang berbau Arema Malang adalah para Aremania sendiri.

Saya juga kurang begitu paham, apakah para Aremania tersebut juga menyisihkan sebagian pendapatannya untuk disalurkan kepada tim manajemen sebagai bentuk pembayaran royalti. Jika memang tim manajemen Arema Malang tidak bersedia mengoptimalkan sumber pendapatan melalui sektor ini dengan alasan tidak ingin terjadi conflict of interest dengan para Aremania, maka sebaiknya harus dicarikan win-win solution yang tidak merugikan kedua belah pihak.

Berdasarkan kondisi di atas, saya berpendapat bahwa sebaiknya tim manajemen segera menjalin kerja sama dengan salah satu produsen atau konsorsium produsen yang selama ini memproduksi merchandise yang berbau Arema Malang demi tercapainya tujuan bersama. Pembuatan suatu brand resmi dari tim manajemen merupakan solusi untuk membantu penciptaan aliran dana ke tubuh tim Arema Malang.

Saya yakin, para Aremania pasti akan lebih memilih membeli merchandise dengan brand resmi walaupun harganya lebih mahal karena para Aremania juga ingin berpartisipasi aktif membantu keuangan tim Arema Malang. Jika tim manajemen belum mengoptimalkan sektor ini, maka Aremania yang selama ini menikmati manisnya laba penjualan merchandise yang berbau Arema Malang sebaiknya bersedia menyisihkan sebagian labanya untuk tim Arema Malang.

Transfer fee

Pendapatan melalui transfer fee sebaiknya segera diadopsi oleh tim manajemen Arema Malang. Walaupun sistem kontrak pemain lebih dari satu tahun belum lazim diaplikasikan di dunia pesepakbolaan tanah air, tim manajemen sebaiknya berani mendobrak tradisi tersebut. Kita harap maklum jika tim manajemen belum melakukan sistem tersebut di tahun ini sebab memang saat ini tim manajemen masih fokus terhadap masalah keberlangsungan tim. Jika tim Arema Malang sudah memiliki kekuatan keuangan yang baik, saya berharap sistem tersebut bisa diadopsi oleh tim manajemen.

Selain faktor keuangan, kendala utama yang harus dihadapi dari pengaplikasian sistem tersebut adalah ketidakpastian jadwal yang kompetisi yang dibuat oleh regulator sepak bola nasional sehingga sering kali jeda kompetisi berlangsung sangat lama dan merugikan klub yang telah mengontrak pemain. Sebagai tim profesional yang berhabitat di lingkungan yang kurang professional, tim Arema Malang sebaiknya tidak selalu beradaptasi dengan segala kondisi tersebut. Saya berharap tim Arema Malang selalu menjadi ujung tombak bagi kemajuan sepak bola nasional

2. Menguatkan branding tim Arema Malang

Saya berpendapat bahwa branding tim Arema Malang dan Aremania adalah yang terbaik jika dibandingkan dengan klub-klub sepak bola dalam negeri. Pendapat di atas bukanlah sebuah pendapat yang bermuara pada fanatisme semata. Karakter permainan yang khas, prestasi yang telah diraih, kreativitas Aremania yang telah diakui oleh PSSI, fanatisme dan loyalitas Aremania dalam mendukung tim, kuantitas Aremania yang besar dan menyebar di berbagai penjuru dunia, kemandirian Aremania yang disertai keikhlasan, hubungan baik Aremania yang terjalin dengan supporter lain, dan sebagainya adalah bukti yang mendukung pernyataan di atas. Semua potensi positif yang dimiliki oleh semua komponen tim Arema Malang masih bisa dikembangkan lebih lanjut sehingga mampu meningkatkan branding tim Arema Malang yang selanjutnya mampu menarik investor potensial demi kemajuan tim Arema Malang.

3. Mengukir prestasi dalam setiap kompetisi yang diikutinya

Selain faktor kesehatan financial, parameter utama dalam menilai keberhasilan sebuah klub dalam menjalani kompetisi adalah pencapaian prestasi klub tersebut. Semakin banyak prestasi yang diukir oleh sebuah klub akan memberikan nilai plus bagi klub tersebut baik di mata supporter, investor maupun sponsor. Para Aremania pasti akan semakin antusias datang langsung ke stadion jika tim Arema Malang sering meraih kemenangan dalam setiap pertandingan. Seiring dengan prestasi yang diraih dan diikuti dengan meningkatnya profitabilitas klub, maka akan semakin banyak juga investor yang tertarik untuk menanamkan dananya di klub Arema Malang. Nilai kontrak dengan pihak sponsor pun bisa dipastikan akan meningkat seiring dengan pencapaian prestasi yang mampu diraih oleh klub.

4. Meningkatkan kualitas Aremania

Kualitas yang saya maksud di sini adalah sangat luas, yang terdiri dari: kreatifitas, loyalitas, kepedulian, kemandirian, kekompakan, koordinasi, dan nilai-nilai positif lainnya. Point yang coba saya bahas di sini adalah koordinasi para Aremania. Saya sangat tertarik dengan keunikan supporter Aremania yang tetap survive dan kompak dalam memberikan dukungan walaupun tanpa dipimpin oleh seorang ketua dan saya berharap keunikan tersebut akan tetap terjaga selamanya. Di balik keunikan tersebut, saya melihat masih terdapat sebuah kelemahan dalam hal koordinasi. Begitu banyaknya korwil Aremania yang tersebar di seluruh dunia saat ini kurang terkoordinir dengan baik. Saya berpendapat bahwa setiap setahun sekali diadakan pertemuan yang mengakomodir semua korwil dalam sebuah pertemuan besar di Malang. Pertemuan tersebut bisa dikemas dengan acara seperti Jambore Supporter, musyawarah untuk membicarakan program-program demi perbaikan Aremania, reuni bersama, atau dengan acara lain yang bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi sesama Aremania.

Tentunya beberapa langkah di atas tidak akan pernah terealisasi tanpa adanya partisipasi aktif dari para Aremania. Marilah kita bersama-sama membangun sebuah pondasi yang kuat demi tegaknya tim Arema Malang untuk kita wariskan kepada para Aremania generasi mendatang.

Salam satu jiwa, Arema.

Pustaka:
Philip Kotler, Principles of Marketing, Prentice Hall, New Jersey, 1980.
www.jawapos.co.id



Dikirim oleh Kami Arema, kirimkan artikel anda seputar Arema dan Aremania melalui email redaksi@ongisnade.net untuk dimuat di Tribun Aremania Ongisnade.net

Jumat, 05 Maret 2010

AREMA CIKARANG FC


AREK MALANG tentu tak bisa lepas dari sepakbola,hal ini pula yang ada di AREMANIA CIKARANG yang menjadikan sepakbola sebagai wadah untuk kumpul-kumpul dulur sesama arek malang yang merantau di cikarang.
AREMA CIKARANG FC awal dibentuk tahun 2000 dengan fasilitas(kostum) seadanya dan yang ikut serta berpartisipasipun hanya segelintir orang saja.seiring berjalannya waktu semakin banyak yang ikut bergabung di AREMA CIKARANG FC ini.
Seringnya melakukan latih tanding melawan pabrik-pabrik di kawasan industri jababeka ,kawasan ejip maupun latih tanding juga dengan penduduk/kampung asli cikarang dan seringnya AREMA CIKARANG FC ikut serta turnamen sepakbola(tarkam)membuat nama AREMA begitu familiar didaerah cikarang.
Prestasi terbaik AREMA CIKARANG FC adalah juara 1 turnamen sepakbola di cikarang baru dan juara 1 turnamen futsal pasir di senayan yang diadakan oleh tv-7(sekarang trans7).
AREMANIA CIKARANG juga melakukan sparing dengan AREMA SUKAPURA dan AREMA KARAWANG dengan tujuan utama tentu bertemu dulur-duluk wong malang,jadi kalah menang tidak jadi tujuan utama.
Dan sekarang AREMA CIKARANG FC masih exist dan akan terus berjalan,hal ini tak lepas dari kekompakan AREMANIA CIKARANG yang hobi bola dan juga adanya sponsor dari bp HERI,sam Yadi singo,WERGUL dan LAGIO JAYA yang sudah membuatkan kostum bola untuk AREMA CIKARANG FC dan yang pasti biaya operasional dengan saweran seusai pertandingan.
Tentunya semua ini tak lepas dari semangat persaudaraan yang erat arek-arek malang yang ada di cikarang,semoga persaudaraan ini akan terjaga sampai selamanya...amien.
Sususan pengurus AREMA CIKARANG FC:
penasehat:cak wergul,bp bambang,sam rahman
ketua:sam farid
bendahara:sam sujud
humas:sam pendik,sam jembret
pelatih:sam dwi ambon

by:dwi ambon,kenongosari

Rabu, 03 Maret 2010

THE DREAM COME TRUE


Jadwal isl memang tdk menentu , ada tim yang bermaian sampai 7 x tapi ada juga yang 4 x , fenomena inilah yang terjadi di Indonesia. Setelah eforia arema 4 laga tak terkalahkan terasa begitu lama menunggu jadwal arema main lagi…..! ya sebulan waktu yg digunakan utk menunggu arema bertanding kembali setelah menang lawan persisam tgl 25 okt 2009. Ketika melihat liputan arema tour borneo serasa asik melihat teman2 aremania borneo bisa menyatu dg pemain & official, dan itulah yg terbesit di benak kami waktu itu, mungkinkah itu terjadi. 2 minggu sebelum pertandingan arema vs persitara kami arema korwil cikarang mengadakan kordinasi dengan arema kerrawang untuk persiapan pertandingan lawan pelita & rencana2 yang mungkin di lakukan jika arema Indonesia fc menginap di hotel kerawang. Kordinasi dapat berjalan baik bahkan arema kerrawang memberikan garansi tiket & keamanan untuk arema cikarang yang akan hadir saat arema vs pelita.

Seminggu setelah kordinasi dg arema kerawang saya merasa resah karena bingung akan mengadakan tour ke persitara ( sebelum lawan pelita tgl 2 des 09 arema harus lawan persitara tgl 28 nov 09) , maklum saya sudah kehilangan kontak dengan kordinator arema Jakarta. Biasanya arema Jakarta akan membantu  kordinasi dlm acara spt ini, ternyata niat baik kami menemukan jalan , saya terhubung dg salah satu kordinator dari arema senayan dan ini menjadi harapan baru untuk memulai niat yang sempat tertunda, 3 hari jelang pertandingan baru saya kordinasi dg mantap untuk mengadakan tour arema vs persitara, jelang 2 hari sebelum pertandingan saya sempat resah karena dapat sms yang isinya bahwa jatah tiket arema hanya di batasi 100 tiket ??? suatu hal yang sgt tdk mungkin krn setiap arema berlaga pasti aremania lebih dari alokasi tiket tsb. Dengan anggota yg sudah masuk berjumlah 80 orang maka ku putuskan utk terus melanjutkan rencana dengan datang lebih awal dan kordinasi dengan kordinator arema senayan. Alhamdulillah rencana berjalan lancar  tour arema ke persitara sukses meskipun arema di tahan imbang 0 – 0 .

 

SAMBUTAN :

Info dari salah satu teman menyebutkan arema Indonesia fc akan check in di grand hotel cikarang, sungguh berita yang luar biasa, dengan waktu yang hanya semalam teman2 arema cikarang mengadakan rembukan utk memberi sambutan ketika arema Indonesia fc check in di hotel. Tugas segera di bagi & ke esokan harinya kami berhasil melobi pihak hotel utk acara sambutan sederhana utk tim kesayangan aremania ini. Derasnya hujan tak membuat niat kami luntur sampai harus menunggu 3 jam kedatangan rombongan arema Indonesia fc tiba di grand hotel cikarang.

3 jam penantian & derasnya hujan seperti terbayar ketika kami bersalaman & berbincang bincang dengan official arema. Suatu kejutan yang sangat mengembirakan ketika salah satu official menawarkan untuk mengadakan acara jumpa fans. Senang bercampur bingung, tapi kami putuskan untuk memberi kabar setelah kami pulang paling lambat jam 21.00 wib. Kami segera kordinasi lagi dlm waktu semalam kami harus bekerja ekstra agar acara tersebut berhasil mulai dari melobi donator,tempat pertemuan , & Konsumsi, dll. Alhamdulillah semua dapat terlewati meskipun harus rela jam istirahat berkurang sehraian full dengan aktifitas.

 

JUMPA FANS :

Acara ini di agendakan jam 19.00 wib setelah arema Indonesia fc melakukan tc di lapangan texmaco kerrawang. Tepat jam 02.30 wib arema cikarang bersiap mengawal rombongan menuju tempat latihan dengan konvoi, tetapi hari itu benar2 tidak bersahabat memasuki kota kerwang hujan turun deras sekali dan lapangan untuk latihan pun tidak memenuhi syarat setelah di cek langsung oleh Mr.  Robert Albert rene pelatih arema.  Perjalan selama 1 jam untuk latihan pun batal dan langsung menuju ke multi cultural centre tempat acara jumap fans. Berikut foto2 acara jumpa fans :

Acara berlangsung cukup meriah, dan sambutan mr. Robert waktu itu adalah “ dengan dukungan aremania ini , arema akan memetik poin penuh dalam laga lawan pelita 2 hari lagi “ hal tersebut terwujud karena arema menang 2 – 0 , sungguh hasil yang maksimal & kabar bahagia bagi arema & aremania.

Demikian lah sedikit cerita yang ingin kami bagi dari aremania korwil cikarang, mudah2an rekan2 aremania di daerah lain juga dapat mendapat kesempatan untuk berjumpa langsung dengan tim arema Indonesia fc dan yang terpenting tentunya dukungan untuk hadir di lapangan ketika arema datang. Bagi kami inilah adalah mimpi yang jadi kenyataan mulai dari sekedar angan2 utk bertemu dg tim kesayangan, waktu yang mepet, dan keberhasilan arema Indonesia fc memeprpanjang rekor tak terkalahkan semua berjalan dengan baiak. Salam satu jiwa semoga kebesaran arema & aremania menjadi modal berharga untuk juara liga  amiiin… !!!!!!

“Nantikan Edisi Special Foto-foto AREMA INDONESIA di Bhumi Cikarang”

MUDIK KE BOEMI AREMA 2009


Kalo mendengar kata AREMA maka yang terbesit dan menonjol adalah kebersamaan dan kreatifitas. Banyak hal yang telah dilakukan dan insaallah akan terus ada, karena ada semangat yang tinggi untuk selalu berkreatifitas, semoga semangat ini dapat terpelihara sampai akhir zaman. Amiiin!!!

Ketika menjelang puasa kemarin sempat terbesit wacana untuk mengadakan acara mudik bareng di perkumpulan arema cikarang, namun hal ini mengalami banyak kendala lantaran minimnya channel dari nawak2 arema cikarang tentang bus yang akan digunakan dan waktu hunting bus yang mepet. Namun berkat usaha keras nawak2  khususnya kordinator di cikarang baru, hal tersebut dapat terlaksana meskipun dalam pelaksanaannya sedikit mengalami kendala lantaran bus yang di pesan tidak sesuai dengan yang di tawarkan meskipun secara garis besar dari sisi kenyamanan sudah memenuhi syarat. Sudah menjadi tradisi di perkumpulan arema cikarang untuk mengadakan setiap acara agar dapat tidak mengecewakan semua pihak yang terlibat di dalamnya, prinsip yang di pegang adalah jangan pernah mengecewakan, jika tidak mampu mending tidak di laksanakan, meskipun berhasil / tidak acara yang kita susun masih ada factor yg gaib yaitu ALLAH SWT, tetapi kita sebagai manusia tentu dapat menganalisis sejauh mana acara ini nantinya akan berhasil atau gagal, dan harapannya adalah kegiatan2 yang selama ini di jalankan dan telah mendapat kredit poin plus dapat di pertahankan untuk setiap acara yang akan di selenggarakan meskipun itu sangat sederhana. Mungkin dengan adanya artikel ini nawak2 yang di sekitar malang punya referensi bus standar bus malam spt lorena/kramatjati/malino menjelang lebaran tahun depan, dan bisa memberikan masukan ke perkumpulan arema cikarang.

Latar belakang diadakannya mudik bareng ini tentunya tidak lepas dari adanya kebersamaan, keamanan, dan rasa emosional yang sama sebagai arema-nia-nita , banyaknya fakta yang telah terjadi di saat mudik lebaran seperti kejahatan dengan model hipnotis dsb tentunya menjadi perhatian plus di segi keamanan dalam mudik, selain itu dengan adanya mudik bareng ini semuanya akan terasa seperti saudara sendiri sehingga suasana dalam bus tidak menjenuhkan meski perjalanan jauh, bahkan agar aroma AREMA terlihat kental di dalamnya maka di bagian depan bus di pasang spanduk arema, cd arema mulai dari arema voice, d ‘ kross, krossari , video hut arema 21 & 22 di siapkan untuk di putar sebagai hiburan sepanjang perjalanan ini. Bahkan untuk menjamin keamanan bus rombongan mudik pun di parker di kawasan KOREM  051/wkt yang terletak di jababeka 2 cikarang baru, tentunya pungli liar premanisme/ copet tidak akan pernah berpikir untuk mencoba mendekati. Semuanya dapat terwujud berkat kerjasama yang baik yang selama ini di jalin oleh nawak2 dan kordinator khususnya dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Kisah ini adalah sebagian dari bukti kecil bahwa semangat arema tetap terbawa dalam berbagai even, meskipun itu tidak dalam situasi pertandingan bola. Semoga semangat kebersamaan arema yang positif dapat tetap terjaga dimanapun dan kapanpun !!!!!!!

Salam 1 jiwa,

 

By : Sam “ Lee “ soleh@remacikarang

HUT AREMA KE 22


Seperti rutinitas aremania yang ada di malang, setiap agustus tepatnya tgl 11 pasti dirayakan para aremania untuk memperingati hari jadi arema fc. Ya kata arema dan aremania memang sudah menjadi kesatuan yang kuat dan sulit untuk di pisahkan. Hal ini juga lah yang sebagian besar masih ada pada diri aremania yang ada di luar kota malang. Seperti yang telah dilakukan 3 tahun terakhir ini secara berturut – turut aremania di cikarang juga mengadakan acara untuk memperingati hut arema. Ya kalo 2 tahun terakhir acara di lakukan secara outbond di taman wisata mekar sari cileungsi bogor , tahun ini diadakan secara sederhana dengan mengadakan syukuran di graha lavender. Meskipun demikian tetap acara ini berlangsung sangat meriah…!
Bahkan kami punya ucapan dan do a khusus untuk arema , kutipannya sbb:

SELAMAT ULANG TAHUN KE – 22
“ AREMA – MALANG “
11 AGUSTUS 1987 – 11 AGUSTUS 2009

KOBARAN API CINTA DAN SEMANGAT DI DADA INI TIDAK AKAN PERNAH PADAM
KUNYAYIKAN LAGUMU, KUKENAKAN SEGALA ATRIBUTMU PENUH RASA BANGGA
GELOMBANG DUKA YANG SELALU MENDERA TERNYATA TIDAK SANGGUP MEMATIKAN CINTA DAN SETIA KAMI
TUHAN PASTI BANGGA ……….
BAHWA KESETIAAN KAMI SELALU TERJAGA
KAMI SADAR BAHWA AREMA ADALAH TAKDIR ALLAH S.W.T. MAKA KAMI PERCAYA BAHWA AREMA TIDAK AKAN PERNAH MATI !!!
HARI INI – DI RANTAU YANG JAUH DARI KOTA MALANG DENGAN KEHARUAN YANG DALAM KAMI BERDO’ A
SEMOGA ALLAH S.W.T. SELALU MEMBERI KEKUATAN PADA AREMA - AREMANIA SELALU BERPRESTASI DAN MENJADI KEBANGGAAN BANGSA MALANG RAYA. AMIN !!!!!
SALAM SATU JIWA.

DO’ A PENUTUP
Bismillahirrohmanirrohim alhamdulillahi robbil alamin washolatu wassalamu ala arofil ambiya wal mursalin wa ala alihi wasohbihi wassalam. Ya ALLAH ampunilah dosa kami, dosa orang tua kami dan do a para pahlawan yang mendahului kami. Ya ALLAH berikanlah pada kami ilmu yang bermanfaat, rezeki yang barokah , dan keselamatan di dunia dan akherat. Ya ALLAH tanamkan lah pada kami rasa persaudaraan yang kuat sehingga dapat terjalin sampai akhir jaman nanti, ya ALLAH tunjukkanlah kepada kami jalan yang benar sehingga kami teap berada di jalan yang benar dan hindarkanlah pada kami jalan yang tersesat dan engkau murkai, ya ALLAH jadikanlah perkumpulan ini bermanfaat bagi kami dan lingkungan di sekitar kami. Robbana atina fidunya khasanah wafil akhiroti khasanh wakina ada banner wal hamdulillah irrobil alamin.!!!!!

Nah ini adalah salah satu bukti bahwa aremania yang di luar malang pun masih cinta dan setia dengan arema , dan saya yakin mungkin di berbagai daerah di pelosok dunia juga demikian. Harapan terakhir AREMA akan selalu ada dan menjadi kebanggaan bagi aremania dan bangsa MALANG.
Salam 1jiwa…………..!

By : Sam “ Lee “ Soleh @rema

Arema, Bukan Sekedar Urusan Sepakbola


Arema, selama ini dikenal sebagai klub sepak bola yang ber-home base di kota dingin Malang. Bukan kabar yang mengagetkan jika klub ini hampir tidak bisa mengikuti kompetisi Liga Indonesia karena tidak punya dana. Problem dana memang telah mendarah-daging dalam Arema. Uniknya, klub berlogo singo edan ini selalu dapat mengatasi problem itu, bahkan mempu berprestasi lumayan bagus.

Sekali menjadi juara kompetisi Galatama, dan dua kali masuk ke babak perempat final Liga Indonesia yang telah dicatat Arema. Catatan prestasi ini cukup untuk menempatkan Arema salah satu tim yang disegani di kancah Liga Indonesia. Namun yang lebih sering menarik perhatian publik bola nasional dari Arema dalah polah-tingkah komunitas supporternya yang dikenal dengan sebutan Aremania. Aremania banyak dipuji sebagai prototipe supporter sepak bola yang ideal untuk masa depan sepak-bola Indonesia. Mereka mampu menggabungkan unsur fanatisme terhadap klub kebanggaan dengan sportivitas terhadap pemain dan suppoter lawan, serta kreativitas dalam menghidupkan atmosfer pertandingan.

"Nonton sepakbola di Malang, mengingatkan saya akan pertandingan-pertandingan sepak-bola di Eropa," begitu komentar pelatih asal Belanda, Henk Wulem yang terkesima oleh kreativitas Aremania. Pelatih tim Pelita Solo, Danurwindo suatu ketika juga mengakui, bermain tandang di Malang layaknya bermain di kandang sendiri. Meskipun penonton di Stadion Gajayana Malang sampai ke tepi lapangan, mereka tidak menganggu para pemain lawan dan bersikap sangat ramah. Tim tamu justru sering mendapatkan dukungan penonton ketika tim tuan rumah bermain mengecewakan. Komunitas supporter Pasopati Solo mengakui kelahiran mereka banyak terinspirasi oleh Aremania.

Militansi Aremania tak diragukan. Mereka sanggup bernyanyi dan menari sepanjang pertandingan untuk mendukung tim kesayangannya. Mereka tetap memberi dukungan walaupun tim Arema mengalami kekalahan. Yang lebih diacungi jempol banyak pihak, mereka menyanyikan lagu "Padamu negeri" di awal dan di penghujung pertandingan.

Militansi inilah yang membuat banyak pemain asing, khususnya dari Chili begitu betah tinggal di Malang. Militansi itu yang membuat para pemain bermain kesetanan dan sanggup mengalahkan tim-tim yang lebih unggul. Para pemain bahkan begitu loyal terhadap tim, walaupun mereka tidak digaji setinggi jika mereka bergabung dengan tim lain.

Arema Sebagai Subkultur
Namun, Arema sesungguhnya bukan sekedar sebuah klub sepakbola berikut komunitas suppoerternya yang sangat fanatik. Lebih dari itu, adalah sebuah simbol, atau lambang yang menandakan kebanggaan terhadap identitas sebagai orang asal Malang. Oleh karena itu, sebutan Arema bukan sekedar melekat pada komunitas sepak bola, namun juga digunakan oleh komunitas sopir angkutan umum, tukang becak, komunitas tinju dan lain-lain.

Dalam perspektif historis, identitas Arema juga dapat dilihat sebagai bentuk resistensi terhadap Arek Surabaya. Bukan rahasia lagi jika anak-anak muda Malang dan anak-anak muda Surabaya sejak dahulu bersaing dalam banyak hal. Mereka bersaing untuk menjadi warga yang paling superior di Jawa Timur. Mereka bersaing untuk menunjukkan siapakah yang paling layak untuk menyandang predikat "Arek". Arek Malang menolak anggapan bahwa mereka adalah "warga kelas dua" di Jawa Timur, di bawah Arek Surabaya yang menghuni kota yang lebih besar dan metropolis.

Arek Malang selalu berusaha menciptakan jarak dan "pembeda-pembeda" dengan Arek Surabaya. Untuk itulah mereka berusaha membangun identitas tersendiri. Mereka ingin menunjukkan bahwa kiprah Arek Malang tidak kalah dengan Arek Surabaya. Dalam konteks itulah, kadar permusuhan Arek Malang terhadap Arek Surabaya begitu mengental dan dalam kasus-kasus tertentu melebihi permusuhan mereka dengan komunitas yang secara geografis lebih jauh.

Dalam konteks inilah Arema kemudian menjelma mejadi semacam "subkultur" dengan identitas, simbol dan karakter yang berbeda dari subkultur Arek -yang secara umum telah identik dengan Arek Surabaya. Arek Malang membangun reputasinya di antaranya melalui musik dan olahraga. Sejarah menunjukkan Malang adalah gudangnya petinju berprestasi seperti : Thomas Americo, Wongso Suseno, Polo Sugaray, Monod, dan lain-lain. Malang juga melahirkan pesepak bola kenamaan : Bambang Nurdiansyah, Jamrawi, Singgih Pitono, Aji Santoso, Kuncoro, Maryanto, Agus Yuwono, Charis Yulianto dan lain-lain. Beberapa dari mereka bukan asli Malang, namun mereka besar di Malang dan bangga disebut Arek Malang.

Berkaitan dengan usaha untuk melakukan resistensi itulah kiranya Aremania menunjukkan trend perilaku yang berbeda dengan supporter sepak bola Surabaya. Beberapa tahun belakangan ini, citra supporter sepak bola Surabaya benar-benar menurun. Mereka benar-benar diidentikkan dengan julukan "supporter bonek" dengan berbagai perangai buruknya. Uniknya, pada saat yang bersamaan citra Aremania semakin membaik. Aremania semakin populer sebagai supporter yang fanatik, namun kreatif dan sportif.

Dengan kata lain, semakin buruk perilaku supporter sepak-bola Surabaya, maka akan semakin baik tren perilaku Aremania. Namun hal ini masih perlu pembuktian lebih jauh. Kita lihat saja nanti, apakah ketika supporter sepak-bola Surabaya menunjukkan gelagat membaik, Aremania justu menunjukkan trend sebaliknya. Mudah-mudahan yang terjadi Arema justru semakin lebih baik lagi.

Arema Sebagai Media Katarsis
Di sisi lain, keberadaan Arema dan Aremania juga bermakna sebagai media katarsis bagi problem-problem sosial yang dihadapi anak-anak muda Malang. Jika mau jujur, karakteristik anak-anak muda Malang tidak jauh beda dengan anak-anak muda Surabaya. Mereka menjadi bagian dari dinamika tradisi kekerasan, premanisme serta gaya hidup hedonis yang juga berkembang di Malang. Arek Malang dalam sejarahnya juga mengenal minum-minuman keras, narkoba dan berbagai bentuk aksi kejahatan. Omong-omong tentang kekerasan, bahkan ada seloroh yang menyatakan "Tradisi kekerasan di Malang sudah kondang sejak jaman Ken Arok".

Walaupun tidak ada data statistik yang meyakinkan, penulis yakin kebiasaan-kebiasan buruk Arek Malang itu menurun signifikan sejak mereka Arema berdiri tahun 1987 dan berhasil menjadi simbol kebanggaan baru bagi Arek Malang. Arema dapat menjadi muara (yang positip) bagi Arek-arek Malang untuk menumpahkan segala kesumpekan hidup yang mereka alami. Arema dapat menjadi media katarsis bagi energi-energi terpendan dalam tubuh anak-anak muda di Malang.

Dalam konteks inilah, fanatisme terhadap Arema menghasilkan efek-efek positip. Fanatisme itu dapat mengurangi kebiasaan nge-drug, minuman keras, trek-trekan (balapan liar) dan kebiasan-kebiasan buruk lain yang lazim dilakukan arek-arek Malang. Fanatisme itu tidak dibiarkan tumbuh liar, melainkan dikelola dengan baik melalui pembentukan korwil-korwil Arema berikut berbagai kegiatan positipnya : pengajian, tahlil bersama, arisan, bakti sosial dan lain-lain.

Memang mustahil untuk memastikan bahwa 10.000 lebih supporter Arema semuanya sudah berkelakuan baik. Tentu saja ada satu-dua orang yang masih suka minum-minuman, ngedrug, nyopet ataupun tindakan kejahatan yang lain. Meskipun demikian, harus diakui Aremania semakin jauh dari kesan supporter sepak bola yang sangar, anarkhis dan suka melakukan kekerasan.

Berdasarkan realitas-realitas di atas, terlihat bahwa Arema sesungguhnya adalah aset yang sangat berharga bagi masyarakat Malang dan sekitarnya. Eksistensi Arema dan Aremania mampu menghadirkan sejumlah dampak positip bagi kehidupan sosial masyarakat Malang pada umumnya.


*) GedePrama
, Penulis adalah pengamat sepakbola dan staf peneliti ISAI

    Salah satu Motivator Terlaris di Indonesia

Aremania Itu Apa


Mengenang suatu siang, jauh di belakang sana, pada hari-hari awal masa Kampanye Pemilu 1992 di sekitar alun-alun bunderan Malang. Iring-iringan simpatisan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan seragam serba hijau berteriak-teriak sambil menunjuk-nunjuk gambar bintang. Ada nada marah di wajah mereka, juga dendam. Pemilu 1992 memang masih sekedar sandiwara, tak perduli dukungan sebesar apapun sudah jelas Golkar menang mutlak. Dan pawai kampanye jadi salah satu ajang pelampiasan kekesalan, seperti terlihat dari iringan massa PPP. Di pinggir, orang-orang menyambut riang, seraya mengangkat tangan tinggi-tinggi. Hanya sekian menit kemudian mendadak wajah mereka berubah pucat, tatkala dari arah berlawanan muncul pula arak-arakan Golkar, berwarna kuning dan lambang pohon beringin; musuh bebuyutan!

"Wah, ruwet iki pasti tawuran," celutuk mereka yang di pinggir jalan sambil beranjak menjauh dari kemungkinan bentrokan. Semakin mendekat arak-arakan, aroma amuk pun terasa menyebar. Kedua gerombolan pasang kuda-kuda. Besi, pentungan, batu, rantai, sudah ditangan. Hujatan, cacian dan provokasi mulai keluar. "Golkar keat (tai), diancuk!" PPP bedes (Monyet)! Kerek (Anjing)!"

Seperti diduga, batu-batu melayang. Bagaimanapun dalam situasi chaostik itu, masih ada yang berupaya tetap dingin --turun dari truk dan melerai massa masing-masing. "Hop, hop! (berhenti,berhenti!) Diancuk, keat kabeh! (Diancuk, semua tai !) Iki podo Ngalam, podo Arema, kok tarung! (Sesama warga Kota Malang, sesama Arema, kok berkelahi!)

Ayo salaman..!!!" Suasana amok mencair drastis. 'Arema' rupanya bertuah, punya magis, seperti imam yang harus dipatuhi. 'Arema' menyebar senyum, menggali kekerabatan dan kedua rombongan melanjutkan perjalanan, seolah tidak ada lagi tarung kepentingan politik. Arema ?
***

Arema; Arek Malang atau anak Malang. Sedangkan Ngalam kebalikan Malang, kota yang tak begitu kecil dan tak begitu besar, penghasil apel hijau yang asem-asem manis, dan dulu pernah bercuaca amat sejuk. Malang, hanya sekitar satu jam perjalanan dari Ibukota Propinsi Jawa Timur, Surabaya, namun menempatkan jurang yang cukup jauh dalam karakter komunitas, paling tidak komunitas anak muda.

Semula Arema digunakan sebagai identitas anak-anak muda asal Malang pada tahun 70-an dan awal 80-an, khususnya bagi yang merantau Jakarta atau kota-kota besar lainnya. Istilah itu juga akrab di kalangan geng-geng anak muda Malang, yang saat itu sedang menggejala. Belakangan, kata Arema dipakai resmi jadi nama klub sepakbola profesional Malang yang didirikan pertengahan tahun 80-an. Pendirinya mantan Gubernur Irian Jaya, Acub Zainal. Arema makin menjulang, dan menjadi kebanggaan anak-anak muda di kota, yang dijuluki sebagai kota kaum pensiunan itu, setelah Arema memenangkan Piala Galatama 1987. Bayangkan betapa besarnya makna Arema yang terangkat oleh sebuah klub sepakbola pendatang baru dari sebuah kota ukuran menengah, Malang, yang menjungkirkan nama-nama besar macam Niac Mitra Surbaya maupun Pelita Jakarta.

Kebesaran Arema terus terpelihara sampai sekarang. Jangan heran, hampir di semua sudut kota Malang, termasuk di gang-gang sempitnya, diriuhi coret-coret logo klub Arema ; singa mengaum dengan dasar biru tua. ''Kegilaan mereka terhadap klub sepakbola kesayangannya, mirip kegilaan fans sepakbola manca negara,'' ungkap wartawan Kompas, Putu Fajar Arcana, yang bukan asli Malang, waktu melukiskan ekpresi penggila bola kota Malang. Dia menulis, "Jangan diragukan lagi sepakbola bagi masyarakat Malang ibaratnya rokok bagi lelaki. Olahraga 'rakyat' ini menjadi keseharian yang serius. Bahkan dianggap sebagai ekspresi 'kejantanan'. Bisa jadi penilaian wartawan tadi agak berlebihan, tapi ada benarnya jika menengok Arema menggelar pertandingan di Stadion Gajayana, Malang. Stadion yang berkapasitas 17.000 orang itu dipadati sampai lebih 25.000 orang. Belum lagi, aktivitas pendukung resminya yang mencapai 25.000, dengan 'perwakilan' yang dapat dijumpai di Jakarta, Denpasar atau Batam.

Salah satu contoh konkrit tatkala PS Arema, yang kala itu dikelola Lucky Zainal, berhasil melaju ke 8 (delapan) besar Liga Indonesia di Stadion Senayan Tahun 2000. Ketimbang penggila peserta delapan besar yang lain, kehadiran suporter Arema paling semarak penampilannya, sehingga hampir semua media terbitan Jakarta saat itu mengangkat khusus gejala itu. Sebuah tabloid mingguan olahraga malah menampilkan foto ekspresi para Aremania dalam dua halaman penuh. Lebih dari itu, seorang penggila bola yang melihat lewat layar kaca kecele mengira ekpresi Aremania di stadion senayan itu adalah penggila bola asal Inggris. "Tak hanya rancangan kostum yang menarik," tulis Harian Kompas," tetapi juga lagu-lagu ciptaan mereka sendiri untuk mengangkat moral timnya."
***

Lantas apa hubungan antara kejadian di sebuah siang Kampanye Pemilu 1992 dengan Aremania? Ekspresi 'kegilaan' penggemar sepakbola di Malang jelas bisa terjadi di kota mana saja, terutama di kota-kota di mana sepakbola dinisbatkan seolah sebagai iman, sebagai agama, macam di Brazil atau Inggris. Fenomena seperti itu barangkali juga terlihat di komunitas bola di Makasar, Surabaya, atau Medan. Namun, tatkala kegilaan itu -- melalui identifikasi Aremania sepakbola -- menjadi sebuah semacam 'kanalisasi' konflik atau apalah -yang jelas bisa meredakan konflik-- tentu membuka banyak penafsiran.

Ada banyak contoh dari pengaruh langsung identifikasi lewat Arema dalam meminimalkan bentrokan atau gesekan antar kelompok masyarakat di Malang. Peredaman seperti kejadian Kampanye Pemilu 1992, antara Golkar yang super kuat dengan PPP yang merasa tertipu, acap terulang. Lantas saat kecamuk kerusuhan 1998 yang melanda sejumlah kota-kota lain, ternyata Malang, yang sudah dipadati pertokoan dengan 48 kampus dan 100.000 mahasiswa, luput dari aksi penjarahan dan demonstrasi anarkis. "Dengan memakai pendekatan ala Arema," ujar petinggi kota itu, saat ditanya resep pengamanan. Rupanya, saat itu ribuan preman dikumpulkan melalui perkumpulan suporter Arema, dan ditugaskan mengamankan kota. Berhasil. "Fenomena Aremania berkembang ke arah kepentingan ekonomi, sosial dan politik, dan bahkan keamanan," komentar sejumlah pengamat sosial atas kejadian itu.

Tentu proses identifikasi Aremania tidak begitu saja terjadi tanpa proses yang panjang. Makin mengentalnya identifikasi itu tak luput dari penggunaan bahasa walikan (balikan) di antara komunitas anak-anak muda Malang. Tidak diketahui secara secara persis kapan kebiasaan bahasa walikan itu dimulai. Ada yang bilang kebiasaan berbahasa seperti itu dimulai oleh anggota geng-geng Malang pada awal 70-an. Yang jelas melalui bahasa prokemnya anak-anak Malang, kata pengamat sosial budaya Universitas Negeri Malang (UM) Dr. Djoko Sardjono, bahasa walikan makin mengentalkan proses identifikasi Aremania. Bahkan, mengutip Dr. Djoko Sardjono, "Aremania sudah menjadi semacam subkultur, di mana terdapat persamaan emosi yang guyub di antara komunitas."

Saya sendiri pernah 'diselamatkan' oleh bahasa walikan khas Malang. Waktu itu di Stasiun Senen, Jakarta, saya ingin pulang kampung ke Malang tapi kehabisan tiket dan berdiri bingung di salah satu pintu masuk gerbong. Tiba-tiba muncul seseorang, berpenampilan menyeramkan, dan memang menodong saya minta duit. Tahu kalau dialeknya khas Malang, saya langsung menyergap dengan bahasa walikan. "Ayas kadit ojir, jes!" (Aku tidak punya uang, mas!). Sekonyong-konyong dia pasang muka manis. Urusan selesai. Bagi anak-anak Malang, sudah jadi pegangan agar menggunakan bahasa walikan di kawasan Blok M supaya bebas dari tekanan para preman asal Malang yang memang banyak berlalu-lalang di sana.

Terhadap fenomena identifikasi aremania itu, muncul bermacam analisa. Sebagian pengamat --dengan sedikit genit dan bagi beberapa orang mungkin terasa berlebihan-- mengkaitkan hal itu secara kultural dengan fenomena proletar yang disimbolkan dalam diri Ken Arok, Raja Singosari pertama dari jaman abad ke 12 silam. Bekas kerajaan Singosari ini terletak di kecamatan Singosari, sekitar lima belas menit dari Pusat Kota Malang. Kata mereka, latar belakang Ken Arok adalah raja jelata, dan berhasil memfusikan berbagai kekuatan para preman, sekaligus para pendeta untuk melawan kerajaan Kediri. "Sepenggal sejarah itu, paling tidak menjelma dalam spirit Aremania. Paling tidak terlihat, saat Aremania menjadi benteng kota yang efektif untuk melawan perusuh saat reformasi bergulir," kata pengamat budaya Dwi Tjahyono (Kompas, 15 Desember 2000).

Analisa yang mungkin tergolong standard, dari para sosiolog -yang buat saya tamatan Ilmu Administrasi Negara Univeristas Brawijaya terasa masuk akal juga-- adalah bahwa fenomena Aremania disokong oleh suatu kesadaran bersama (kolektif) atas dasar persamaan emosi tentang betapa pentingnya melakukan identifikasi. Dan itu ditemukan anak-anak Malang melalui sebuah permainan sebelas orang dalam menendang dan merebut sebuah benda bundar. Olahraga khas orang-orang bawah itu kemudian dibungkus dalam sebuah kata yang sebelumnya sudah hidup di Malang secara sosial; Arema, dan kemudian dijahit lebih kuat lagi dengan bahasa walikan. Kaum muda Malang pun identik dengan sepakbola, Arema, dan bahasa walikan. Itulah dia Aremania.
***

 

Senin, 01 Maret 2010

ANGGARAN DASAR / ANGGARAN RUMAH TANGGA ( AD / ART )


Pasal 1

NAMA ORGANISASI

 

Nama Organisasi adalah “ Forum Persaudaraan Arema Jabotabek Cikarang Baru – Lemahabang ( FPAJ/CKB-LA ) “. Didirikan pada tanggal 19 Desember 2004 , dan diresmikan tanggal 13 februari 2005. sesuai keputusan rapat anggota , tanggal 19 desember untuk selanjutnya akan dijadikan sebagai hari jadi / hari ulang tahun organisasi FPAJ/CKB-LA. Dalam AD/ART ini untuk selanjutnya nama organisasi akan disebut

“ organisasi “ saja.

 

Pasal 2

SEKRETARIAT ORGANISASI

 

Untuk berjalannya organisasi, sekretariat telah disepakati bertempat di “ Perumahan Cikarang Baru , Jl. Menjangan IV Blok P1 N0 21 Cikarang Baru 17818 , Bekasi Telp 02189836165, 02127925439 . “

 

Pasal 3

VISI ORGANISASI

 

Visi organisasi : “ menjalin silaturahmi & persaudaraan yang kuat , baik antara sesama

Warga Malang di perantauan maupun antara warga Malang dengan warga / lingkungan sekitar “

 

Pasal 4

MISI ORGANISASI

 

  1. sebagai wadah / sarana bersilaturahmi, tukar pikir antar sesama warga Malang
  2. menjaga persatuan dan kesatuan warga malang
  3. membantu sesama warga malang yang membutuhkan bantuan , seperti memberi informasi mengenai lapangan pekerjaan , atau hal – hal lainnya. Bagi warga Malang yang sudah mapan wajib membantu mereka yang belum bekerja semampunya
  4. sebagai wadah untuk menampung dan menyalurkan bakat –bakat atau keahlian yang dimiliki anggota, seperti bakat seni, olah raga dan sebagainya.
  5. misi social yaitu kegiatan – kegiatan yang bersifat kemasyarakatan seperti : membantu yayasan yatim piatu , membantu kegiatan warga sekitar, membantu korban bencana alam dan lain – lain.

 

 

 

Pasal 5

SIFAT  & SYARAT KEANGGOTAAN

  1. sifat keanggotaan adalah sukarela, tak ada paksaan, personil yang menjadi anggota adalah individu yang benar – benar punya keinginan berorganisasi, berkumpul sesama saudara , konsisten pada organisasi.
  2. untuk menjadi anggota organisasi syaratnya antara lain :

-          mengisi form data pribadi yang telah disediakan

-          melampirkan pas foto 3 X 4 sebanyak 2 lembar

-          membayar uang pendaftaran untuk pembuatan id card

-          bersedia membayar iuran bulanan

-          jujur, bersedia mentaati peraturan organisasi dan aktif berorganisasi

 

oleh karena organisasi dibentuk dari , oleh dan untuk anggota, maka sukses atau tidaknya organisasi adalah menjadi tanggung jawab bersama.

 

Pasal 6

MASA KERJA PENGURUS

 

Masa kerja pengurus adalah 2 ( dua ) tahun periode kepengurusan, dan sesudahnya dapat dipilih kembali maksimal 3 ( tiga ) kali periode kepengurusan lagi. Rapat pertanggung jawaban pengurus harus dilaksanakan dan disampaikan kepada anggota.

 

Pasal 7

IURAN ANGGOTA

 

Setiap anggota wajib membayar iuran bulanan sebesar Rp. 5.000,-. Iuran ini sepenuhnya akan digunakan untuk berjalannya roda organisasi. Pembayaran dapat dilakukan di kordianator yang ditunjuk , tempat2 yang direkomendasikan , atau pada saat pertemuan rutin.

 

Pasal 8

KARTU IDENTITAS ANGGOTA

 

Setiap anggota dibuatkan kartu  identitas anggota, yang menjadi identitas keanggotaan. Kartu identitas ini berlaku selama yang bersangkutan menjadi anggota organisasi dan berdomisili di wilayah Cikarang Baru – Lemahabang.

Bagi anggota yang pindah wilayah , maka akan diberikan pilihan : tetap menjadi anggota dengan kewajiban memenuhi segala peraturan yang telah ditetapkan atau melepaskan haknya menjadi anggota wilayah asal.

   Jika tetap bersedia menjadi anggota maka kartu identitas tidak perlu dikembalikan ke secretariat, sebaliknya jika melepaskan haknya maka yang bersangkutan wajib mengembalikan kartu identitasnya ke secretariat.

 

Pasal 9

TATA TERTIB ANGGOTA

 

Setiap anggota terikat dan tunduk pada AD/ART, ketentuan serta tata tertib organisasi, antara lain :

  1. selalu meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan YME , sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing – masing.
  2. wajib menjaga nama baik AREMA , baik dalam sikap dan tingkah laku
  3. saling membantu dalam hal kebaikan
  4. tidak menyalahgunakan segala segala atribut Arema untuk kepentingan pribadi/ kelompok tertentu yang bertentangan dengan visi/misi organisasi
  5. menjauhkan diri dari sifat anarkis, kekerasan, membuat kerusuhan / SARA, atau hal – hal yang melanggar hokum di NKRI
  6. menghindari pemanfaatan negative dari orang / organisasi lain yang bertentangan dengan sifat umum Arema
  7. bebas berpolitik tanpa melibatkan nama besar Arema
  8. selalu meningkatkan hidup mandiri, tegar menghadapi tantangan hidup di rantau, loyal kepada Arema dan penuh tanggung jawab.
  9. mentaati semua aturan yang tertera dalam AD/ ART organisasi
  10. anggota yang mengundurkan diri, pindah tempat/domisili harus memberitahukan kepada secretariat/pengurus.

 

Pasal 10

SANKSI

 

Segala pelanggaran terhadap tata tertib, visi & Misi organisasi yang dilakukan oleh anggota, akan diberikan teguran, dan jika hal tersebut tidak berhasil serta serta pelanggaran masih dilakukan, maka akan diadakan rapat pengurus, dengan keputusan terakhir akan mencabut keanggotaan dari organisasi.

 

 

Pasal 11

SUMBER DANA

 

Untuk kemajuan dan kelancaran organisasi, maka diusahakan penggalangan dana antara lain dari :

  1. iuran bulanan anggota
  2. usaha dagang / bisnis
  3. sponsor
  4. donatur, dll

 

Pasal 12

PERTEMUAN ANGGOTA

 

Untuk tetap menjaga eksitensi organisasi, pertemuan rutin akan dilaksanakan setiap 2

( dua ) bulan sekali, bertempat di secretariat atau ditempat lain. Pemberitauan itu akan diberitahukan diberitahukan secara tertulis kepada anggota

 

Pasal 13

PROGAM KERJA ORGANISASI

 

Progam kerja organisasi disesuaikan dengan masa kerja kepengurusan, progam yang akan dilakukan bisa meneruskan progam kepengurusan sebelumnya atau dengan menyusun progan baru dengan menyesuaikan kondisi dan kebijakan pengurus yang menjabat.

 

Pasal 14

INFORNASI UMUM

 

  1. setiap anggota memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam kedudukannya dalam organisasi
  2. anggota yang sudah terdaftar dan dalam kurun waktu empat bulan berturut – turut tidak memenuhi kewajibannya dalam organisasi seperti : membayar iuran bulanan atau hadir dalam pertemuan ( kecuali ada pemberitahuan ) , maka akan dianggap sebagai anggota pasif. Dan jika menurut  pertimbangan dianggap perlu maka yang bersangkutan dianggap mengundurkan diri dari organisasi.
  3. data pribadi anggota akan selalu diupdate secara rutin

 

Demikian Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga Organisasi ini. AD/ART ini bersifat menyeluruh, hanya berisi hal – hal yang pokok saja. Adapun hal –hal yang tidak atau belum tercantum dalam AD/ART ini akan diatur kemudian dalam petunjuk pelaksanaan Organisasi.

 

Ditetapkan di                 : Cikarang ( Revisi AD/ART th 2004 )

Pada Tanggal                 : 06 Maret 2009

 

Tertanda,

 

    

 

 

 

 

 

 

Moch. “ Lee “ Soleh                                              Rachman Subekti

Sekretariat Jenderal                                                   Presiden

SEJARAH BOSO WALIKAN - KHAS AREMA


Di sudut kota, tepatnya di daerah Kidul Pasar, beberapa orang bergaris wajah keras bergerombol. Mereka dari kalangan tukang parkir. Entah apa yang mereka bicarakan. Kadang dimengerti kadang tidak. Kalau diperhatikan, pembicaraan mereka sedang menghitung keuntungan parkir.

Itu tampak dari beberapa perkataan mereka yang sesekali menggunakan bahasa Jawa dicampur bahasa Malangan.

"Wah nek ngene, awak kadit unyap ojir. Lha adapes2 rotom iku podho kadit rayab blas nek parkir nang kene (wah, kalau begini, aku tidak punya uang.

Lha sepeda motor-sepeda motor itu kalau parkir di sini tidak ada yang bayar)," kata Sukriman, salah seorang tukang parkir itu.

Lain lagi para Aremania yang ternyata sudah membumi dengan bahasa Malangan.

Penggunaan bahasa Malangan itu ternyata kerap digunakan. Ini menunjukkan kebanggaan sebagai warga Malang. "Sekitar 80 persen Aremania menerapkan bahasa walikan. Kami malah bangga menggunakan bahasa Malangan ketika sedang tur mengikuti pertandingan Arema. Bahasa itu kami gunakan untuk memuji Arema atau mengkritik tim lawan," kata Agus Kancil, ketua Korwil Aremania Kasin.

 

Namun, kalau dicermati, ternyata ada bahasa yang khas istilah yang asli Malang. Seperti genaro (orang), ebes (orang tua), ojir (uang), raijo (uang), daroja (sepeda), dan sebagainya. Sedangkan yang lainnya, walikan diambil dalam bahasa yang sebenarnya Misalnya, kadit itreng (tidak ngerti), nakam (makan), nganal (laki-laki), kodew (perempuan), dan silup (polisi).

Lalu, dari mana munculnya bahasa walikan ini?

Pengamat sejarah dari Universitas Negeri Malang (UM) Dwi Cahyono menjelaskan, bahasa walikan yang kini sudah menjadi bahasa gaul tersebut sudah lama digunakan para pejuang di masa sebelum kemerdekaan. Bahasa walikan sudah lama menjadi sandi-sandi khusus para pejuang untuk berkomunikasi dengan para pribumi.

"Ini digunakan untuk mengelabuhi para penjajah di zaman Belanda.

Sebab, dengan cara itu, ternyata lebih mudah menjalin hubungan dengan sesama pejuang," terang pengamat sejarah ini.

 

Kini bahasa walikan sudah membaur jadi satu dengan bahasa Malangan. Bahkan, kini sudah menjadi trade mark warga Malang. "Bahasa Malangan kini sudah menjadi bahasa gaul dari berbagai kalangan. Tidak hanya yang muda. Yang tua pun masih awet menggunakannya. Bahkan, bahasa walikan ini bisa mempererat hubungan persaudaraan," tutur Dwi.

 

----------------------------------------------------------------------

Osob kiwalan kera ngalam (bahasa terbalik Arek Malang) berasal dari pemikiran para pejuang tempo doeloe yaitu kelompok Gerilya Rakyat Kota (GRK). Bahasa khusus ini dianggap perlu untuk menjamin kerahasiaan, efektifitas komunikasi sesama pejuang selain juga sebagai pengenal identitas kawan atau lawan. Metode pengenalan ini sangat penting karena pada masa Clash II perang kemerdekaan sekitar akhir Maret 1949 Belanda banyak menyusupkan mata-mata di dalam kelompok pejuang Malang.

 

 

Mata-mata ini banyak yang mampu berkomunikasi dalam bahasa daerah dengan tujuan menyerap informasi dari kalangan pejuang GRK. penyusupan ini terutama untuk memburu sisa laskar Mayor Hamid Rusdi yang gugur pada 8 Maret 1949 dalam pertempuran dukuh Sekarputih (Desa Wonokoyo sekarang).

Seorang tokoh pejuang Malang pada saat itu yaitu Pak Suyudi Raharno mempunyai gagasan untuk menciptakan bahasa baru bagi sesama pejuang sehingga dapat menjadi suatu identitas tersendiri sekaligus menjaga keamanan informasi. Bahasa tersebut haruslah lebih kaya dari kode dan sandi serta tidak terikat pada aturan tata bahasa baik itu bahasa nasional, bahasa daerah (Jawa, Madura, Arab, Cina) maupun mengikuti istilah yang umum dan baku. Bahasa campuran tersebut hanya mengenal satu cara baik pengucapan maupun penulisan yaitu secara terbalik dari belakang dibaca kedepan.

 

 

Karena keakraban dan pergaulan sehari-hari maka para pejuang dalam waktu singkat dapat fasih menguasai 'bahas' baru ini. Sedangkan lawan dan para penyusup yang tidak setiap hari bergaul dengan sendirinya akan kebingungan dan selalu ketinggalan istilah2 baru. Maka siapapun yang tidak fasih mempergunakan osob AREMA ini pasti bukan dari golongan pejuang dan pendukungnya, sehingga kehadiran para penyusup dapat diketahui dengan cepat serta rahasia komunikasi tetap terjaga.

 

Karena bahasa ini sangat bebas dan longgar aturannya maka kemungkinan pengembangannya sangat luas untuk itu perlu disepakati beberapa istilah penting dikalangan pejuang. Kesepakatan istilah ini diperlukan juga karena banyak kata penting sulit untuk dibaca terbalik sehingga harus dicari istilah dan padanan yang sesuai namun mudah diingat oleh para pelakunya.

Contohnya kata 'Belanda' dalam bahasa Jawa disebut 'Londho' yang cukup sulit dibaca terbalik, maka dicari istilah padanannya yaitu 'Nolo'.

Demikian juga dengan 'Polisi' bukan menjadi 'Isilop' namun cukup 'Silop'.

Kemudian untuk 'mata-mata' bila dibaca terbalik menjadi 'atam'. Namun untuk menentukan bahwa yang dimaksud dalam istilah tersebut adalah antek Belanda maka ditambahi kata 'keat' dari asal kata 'taek' yang dalam bahasa jawa berarti kotoran. 'Keat Atam' atau kotoran mata dalam bahasa jawa disebut 'ketek' adalah sebutan yang pas untuk para penyusup ini.

 

 

Begitu juga dengan nama peralatan perang seperti senjata genggam karena sulit menemukan istilah yang pas maka dipakai kode samaran 'Benduk' dan untuk laras panjang (dowo = panjang dalam bahasa Jawa) disebut 'benduk owod' atau disingkat 'owod' saja. Sedangkan untuk menunjuk masyarakat suku / etnik tertentu disebut 'onet' untuk golongan Cina (asal kata 'cino' dalam bahasa Jawa), 'arudam' untuk madura, 'arab' menjadi 'bara' dan seterusnya.

Sedang untuk menyebut diri seseorang digunakan 'uka' = aku, 'ayas' = saya, 'umak' = kamu, 'okir' = riko (kamu dalam bahasa madura).

 

Sedangkan untuk menyebutkan sesuatu yang baik / bagus digunakan istilah 'nez' dari asal kata bahasa arab 'zen'. Begitu pula dalam menyebut orang tua laki-laki (ayah, Bapak) orang arab biasa menyebut dengan 'abah' atau 'sebeh' yang kemudian menjadi 'ebes'. Istilah 'ebes' kemudian menjadi populer ditujukan sebagai gelar kehormatan tidak resmi kepada para komandan, pemimpin atau pembesar dan pemuka masyarakat yang dituakan oleh segenap masyarakat Malang sampai sekarang.

 

Suyudi Raharno pada September 1949 gugur disergap Belanda di suatu pagi buta dipinggiran wilayah dukuh Genukwatu (Purwantoro sekarang) walaupun keadaan pada saat itu sedang gencatan senjata. Seminggu sebelumnya salah seorang kawan akrabnya yang turut mencetuskan 'osob kera ngalam' yaitu Wasito juga gugur dalam pertempuran di Gandongan (Pandanwangi) sekarang.

Saat ini keduanya telah disemayamkan di Taman Makam Pahlawan Suropati - Jalan Veteran Malang.

PROFIL MALANG RAYA


Malang Raya merupakan daerah yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu Kota Malang, Kabupaten Malang dan yang terakhir adalah Kota Batu yang dulu merupakan bagian dari Kabupaten Malang.

Malang Raya adalah daerah yang berkembang dan mempunyai beragam potensi yaitu Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia dan Ekonomi. Bidang-bidang usaha yang ada mampu memberikan pemasukan daerah dan peningkatan sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan daerah Malang dan sekitarnya.

Kondisi Malang Raya ini sangat memungkinkan untuk perkembangan usaha-usaha yang manghasilkan, karena potensi yang mendukung. Seperti Wisata, Pendidikan, Hotel dan lain-lain, saling berkitan erat antar satu dengan yang lainnya.

Sekilas Kota Malang
Kota malang seperti kota-kota lain di Indonesia pada umumnya baru tumbuh dan berkembang setelah hadirnya pemerintah kolonial Belanda.
Fasilitas umum di rencanakan sedemikian rupa agar memenuhi kebutuhan keluarga Belanda. Kesan diskriminatif itu masih berbekas hingga sekarang. Misalnya Ijen Boulevard kawasan sekitarnya. hanya dinikmati oleh keluarga- keluarga Belanda dan Bangsa Eropa lainnya, sementara penduduk pribumiharus puas bertempat tinggal di pinggiran kota dengan fasilitas yang kurang memadai. Kawasan perumahan itu sekarang bagai monumen yang menyimpan misteri dan seringkali mengundang keluarga-keluarga Belanda yang pernah bermukim disana untuk bernostalgia.

Pada Tahun 1879, di Kota Malang mulai beroperasi kereta api dan sejak itu Kota Malang berkembang dengan pesatnya. Berbagai kebutuhan masyarakatpun semakin meningkat terutama akan ruang gerak melakukan berbagai kegiatan. Akibatnya terjadilah perubahan tata guna tanah, daerah yang terbangun bermunculan tanpa terkendali.
Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan sangat pesat, seperti dari fungsi pertanian menjadi perumahan dan industri.

Sejalan perkembangan tersebut di atas, urbanisasi terus berlangsung dan kebutuhan masyarakat akan perumahan meningkat di luar kemampuan pemerintah, sementara tingkat ekonomi urbanis sangat terbatas, yang selanjutnya akan berakibat timbulnya perumahan-perumahan liar yang pada umumnya berkembang di sekitar daerah perdagangan, di sepanjang jalur hijau, sekitar sungai, rel kereta api dan lahan-lahan yang dianggap tidak bertuan. Selang beberapa lama kemudian daerah itu menjadi perkampungan, dan degradasi kualitas lingkungan hidup mulai terjadi dengan segala dampak bawaannya. Gejala-gejala itu cenderung terus meningkat, dan sulit dibayangkan apa yang terjadi seandainya masalah itu diabaikan.

Sekilas Sejarah Pemerintahan
1. Malang merupakan sebuah Kerajaan yang berpusat di wilayah Dinoyo, dengan rajanya Gajayana.
2. Tahun 1767 Kompeni memasuki Kota
3. Tahun 1821 kedudukan Pemerintah Belanda di pusatkan di sekitar kali Brantas
4. Tahun 1824 Malang mempunyai Asisten Residen
5. Tahun 1882 rumah-rumah di bagian barat Kota di dirikan dan Kota didirikan alun-alun di bangun.
6. 1 April 1914 Malang di tetapkan sebagai Kotapraja
7. 8 Maret 1942 Malang diduduki Jepang
8. 21 September 1945 Malang masuk Wilayah Republik Indonesia
9. 22 Juli 1947 Malang diduduki Belanda
10.
2 Maret 1947 Pemerintah Republik Indonesia kembali memasuki Kota Malang.
11. 1 Januari 2001, menjadi Pemerintah Kota Malang.

Kota Malang mempunyai julukan yaitu paris van java, kota pesiar, kota peristirahatan, kota pendidikan, kota militer, kota sejarah dan kota bunga.

Sekilas Kabupaten Malang
Kabupaten Malang adalah salah satu Kabupaten di Indonesia yang terletak di Propinsi Jawa Timur dan merupakan Kabupaten yang terluas wilayahnya dari 37 Kabupaten/ Kotamadya yang ada di Jawa Timur. Hal ini didukung dengan luas wilayahnya 3.348 km
atau sama dengan 334.800 ha dan jumlah penduduknya 2.346.710 (terbesar kedua setelah Kotamadya Surabaya). Kabupaten Malang juga dikenal sebagai daerah yang kaya akan potensi diantaranya dari pertanian, perkebunan, tanaman obat keluarga dan lain sebagainya. Disamping itu juga dikenal dengan obyek-obyek wisatanya.

Sejarah Kabupaten Malang
Ketika kerajaan Singhasari dibawah kepemimpinan Akuwu Tunggul Ametung yang beristrikan Ken Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari saat itu berada di Tumapel. Baru setelah muncul Ken Arok yang kemudian membunuh Akuwu Tunggul Ametung dan menikahi Ken Dedes, pusat kerajaan berpindah ke Malang , setelah berhasil mengalahkan Kerajaan Kediri.
Kediri saat itu jatuh ke tangan Singhasari dan turun statusnya menjadi kadipaten. Sementara Ken Arok mengangkat dirinya sebagai raja yang bergelar Prabu Kertarajasa Jayawardhana atau Dhandang Gendhis (1185 - 1222).
Kerajaan ini mengalami jatuh bangun. Semasa kejayaan Mataram, kerajaan-kerajaan di Malang jatuh ke tangan Mataram, seperti halnya Kerajaan Majapahit. Sementara pemerintahan pun berpindah ke Demak disertai masuknya agama Islam yang dibawa oleh Wali Songo. Malang saat itu berada di bawah pemerintahan Adipati Ronggo Tohjiwo dan hanya berstatus kadipaten. Pada masa-masa keruntuhan itu, menurut Folklore, muncul pahlawan legendaris Raden Panji Pulongjiwo. Ia tertangkap prajurit Mataram di Desa Panggungrejo yang kini disebut Kepanjen (Kepanji-an). Hancurnya kota Malang saat itu dikenal sebagai Malang Kutho Bedhah.
Bukti-bukti lain yang hingga sekarang merupakan saksi bisu adalah nama-nama desa seperti Kanjeron, Balandit, Turen, Polowijen, Ketindan, Ngantang dan Mandaraka. Peninggalan sejarah berupa candi-candi merupakan bukti konkrit seperti :
Candi Kidal di Desa Kidal Kec. Tumpang yang dikenal sebagai tempat penyimpanan jenazah Anusapati.
Candi Singhasari di Kec.
Singosari sebagai penyimpanan abu jenazah Kertanegara.
Candi Jago / Jajaghu di Kec. Tumpang merupakan tempat penyimpanan abu jenazah Wisnuwardhana.

Pada zaman VOC, Malang merupakan tempat strategis sebagai basis perlawanan seperti halnya perlawanan Trunojoyo (1674 - 1680) terhadap Mataram yang dibantu VOC. Menurut kisah, Trunojoyo tertangkap di Ngantang. Awal abad XIX ketika pemerintahan dipimpin oleh Gubernur Jenderal, Malang seperti halnya daerah-daerah di nusantara lainnya, dipimpin oleh Bupati.
Bupati Malang I adalah Raden Tumenggung Notodiningrat I yang diangkat oleh pemerintah Hindia Belanda berdasarkan resolusi Gubernur Jenderal 9 Mei 1820 Nomor 8 Staatblad 1819 Nomor 16. Kabupaten Malang merupakan wilayah yang strategis pada masa pemerintahan kerajaan- kerajaan. Bukti-bukti yang lain, seperti beberapa prasasti yang ditemukan menunjukkan daerah ini telah ada sejak abad VIII dalam bentuk Kerajaan Singhasari dan beberapa kerajaan kecil lainnya seperti Kerajaan Kanjuruhan seperti yang tertulis dalam Prasasti Dinoyo. Prasasti itu menyebutkan peresmian tempat suci pada hari Jum`at Legi tanggal 1 Margasirsa 682 Saka, yang bila diperhitungkan berdasarkan kalender kabisat jatuh pada tanggal 28 Nopember 760. Tanggal inilah yang dijadikan patokan hari jadi Kabupaten Malang. Sejak tahun 1984 di Pendopo Kabupaten Malang ditampilkan upacara Kerajaan Kanjuruhan, lengkap berpakaian adat zaman itu, sedangkan para hadirin dianjurkan berpakaian khas daerah Malang sebagaimana ditetapkan.

Sekilas Kota Batu
6 Maret 1993
Kota administrasi Batu dibentuk dan diresmikan (sebelumnya merupakan kecamatan bagian wilayah Kabupaten Malang).

10 April 1995
Surat persetujuan DPRD Kab. Malang dan bupati Malang tentang peningkatan status kotif Batu menjadi kotamadya Batu

11 April 1995
Pengusulan kepada gubernur tentang peningkatan status kotif menjadi kotamadya.

6 Juni 1996
Dengan persetujuan DPRD kota Malang dan surat bupati Malang disertai surat Pembantu Gubernur di Malang, Batu mengusulkan peningkatan status dari Kotif menjadi kotamadya ke gubernur Jawa Timur.

12 Januari 2001
Melalui proses yang panjang, maka setelah pemilu 1999 terbit Keputusan Presiden Republik Indonesia tentang penetapan Jumlah dan Tata Cara Pengisian Keanggotaan DPRD propinsi dan Kabupaten/Kota.

28 Februari 2001
Keputusan Menteri Dalam negeri dan Otonomi Daerah pada tentang petunjuk Pelaksanaan Penetapan Jumlah dan Tata Cara Pengisian Keanggotaan DPRD Propinsi dan Kabupaten / Kota.

21 Juni 2001
Batu resmi menjadi Kota berdasarkan UU No 11 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Batu

Sejarah Kota Batu
Sejak abad ke-10, wilayah Batu dan sekitarnya telah dikenal sebagai tempat peristirahatan bagi kalangan keluarga kerajaan, karena wilayah adalah daerah pegunungan dengan kesejukan udara yang nyaman, juga didukung oleh keindahan pemandangan alam sebagai ciri khas daerah pegunungan.

Pada waktu pemerintahan Raja Sindok , seorang petinggi Kerajaan bernama Mpu Supo diperintah Raja Sendok untuk membangun tempat peristirahatan keluarga kerajaan di pegunungan yang didekatnya terdapat mata air. Dengan upaya yang keras, akhirnya Mpu Supo menemukan suatu kawasan yang sekarang lebih dikenal sebagai kawasan Wisata Songgoriti.

Atas persetujuan Raja, Mpu Supo yang konon kabarnya juga sakti mandraguna itu mulai membangun kawasan Songgoriti sebagai tempat peristirahatan keluarga kerajaan serta dibangunnya sebuah candi yang diberi nama Candi Supo.

Sebagaimana keinginan Raja, ditempat peristirahatan tersebut terdapat sumber mata air yang mengalir dingin dan sejuk seperti semua mata air di wilayah pegunungan. Mata air dingin tersebut sering digunakan mencuci keris-keris yang bertuah sebagai benda pusaka dari kerajaan Sendok. Oleh karena sumber mata air yang sering digunakan untuk mencuci benda-benda kerajaan yang bertuah dan mempunyai kekuatan supranatural (Magic) yang maha dasyat, akhirnya sumber mata air yang semula terasa dingin dan sejuk akhirnya berubah menjadi sumber air panas. Dan sumber air panas itupun sampai saat ini menjadi sumber abadi di kawasan Wisata Songgoriti.

Wilayah Kota Batu yang terletak di dataran tinggi di kaki Gunung Panderman dengan ketinggian 700 sampai 1100 meter di atas permukaan laut, berdasarkan kisah-kisah orang tua maupun dokumen yang ada maupun yang dilacak keberadaannya, sampai saat ini belum diketahui kepastiannya tentang kapan nama "B A T U" mulai disebut untuk menamai kawasan peristirahatan tersebut.

Dari beberapa pemuka masyarakat setempat memang pernah mengisahkan bahwa sebutan Batu berasal dari nama seorang ulama pengikut Pangeran Diponegoro yang bernama Abu Ghonaim atau disebut sebagai Kyai Gubug Angin yang selanjutnya masyarakat setempat akrab menyebutnya dengan panggilan Mbah Wastu.

Dari kebiasaan kultur Jawa yang sering memperpendek dan mempersingkat mengenai sebutan nama seseorang yang dirasa terlalu panjang, juga agar lebih singkat penyebutannya serta lebih cepat bila memanggil seseorang, akhirnya lambat laun sebutan Mbah Wastu dipanggil Mbah Tu menjadi Mbatu atau batu sebagai sebutan yang digunakan untuk Kota Dingin di Jawa Timur.

Sedikit menengok ke belakang tentang sejarah keberadaan Abu Ghonaim sebagai cikal bakal serta orang yang dikenal sebagai pemuka masyarakat yang memulai babat alas dan dipakai sebagai inspirasi dari sebutan wilayah Batu, sebenarnya Abu Ghonaim sendiri adalah berasal dari Jawa Tengah. Abu Ghonaim sebagai pengikut Pangeran Diponegoro yang setia, dengan sengaja meninggalkan daerah asalnya Jawa Tengah dan hijrah di kaki Gunung Panderman untuk menghindari pengejaran dan penangkapan dari serdadu Belanda (Kompeni)

Abu Ghonaim atau Mbah Wastu yang memulai kehidupan buruknya bersama dengan masyarakat yang ada sebelumnya serta ikut berbagi rasa, pengetahuan dan ajaran yang diperolehnya semasa menjadi pengikut Pangeran Diponegoro.

Akhirnya banyak penduduk dan sekitarnya dan masyarakat yang lain berdatangan dan menetap untuk berguru, menuntut ilmu serta belajar agama kepada Mbah Wastu. Bermula mereka hidup dalam kelompok (komunitas) di daerah Bumiaji, Sisir dan Temas akhirnya lambat laun komunitasnya semakin besar dan banyak serta menjadi suatu masyarakat yang ramai.

Sebagai layaknya Wilayah Pegunungan yang wilayahnya subur, Batu dan sekitarnya juga memiliki Panorama Alam yang indah dan berudara sejuk, tentunya hal ini akan menarik minat masyarakat lain untuk mengunjungi dan menikmati Batu sebagai kawasan pegunungan yang mempunyai daya tarik tersendiri. Untuk itulah di awal abad 19 Batu berkembang menjadi daerah tujuan wisata, khususnya orang-orang Belanda, sehingga orang-orang Belanda itupun membangun tempat-tempat Peristirahatan (Villa) bahkan bermukim di Batu. Situs dan bangunan-bangunan peninggalan Belanda atau semasa Pemerintahan Hindia Belanda itupun masih berbekas bahkan menjadi aset dan kunjungan Wisata hingga saat ini.

Begitu kagumnya Bangsa Belanda atas keindahan dan keelokan Batu, sehingga bangsa Belanda mensejajarkan wilayah Batu dengan sebuah negara di Eropa yaitu Switzerland dan memberikan predikat sebagai De Klein Switzerland atau Swiss kecil di Pulau Jawa.

Peninggalan arsitektur dengan nuansa dan corak Eropa pada penjajahan Belanda dalam bentuk sebuah bangunan yang ada saat ini serta panorama alam yang indah di kawasan Batu sempat membuat Bapak Proklamator sebagai The Father Foundation of Indonesia yaitu Bung Karno dan Bung Hatta setelah Perang Kemerdekaan untuk mengunjungi dan beristirahat di kawasan Selecta Batu.